ZMedia Purwodadi

[EKSKLUSIF] Raihaanun Cerita Pendalaman Karakter Mirah di Film Horor 'Perempuan Pembawa Sial'

Table of Contents

Film horor terbaru Perempuan Pembawa Sial siap menghantui layar bioskop Tanah Air dengan kisah mistis yang berbeda dari biasanya. Mengangkat mitos Jawa kuno Bahu Laweyan, yaitu perempuan yang diyakini membawa sial bagi pasangan hidupnya, film garapan Fajar Nugros bersama IDN Pictures ini menghadirkan cerita penuh misteri sekaligus emosional lewat sosok Mirah.

Sebelum filmnya tayang, Popbela pun berkesempatan mewawancarai langsung pemeran utamanya, Raihaanun. Ditemui di IDN HQ, aktris kelahiran 7 Juni 1988 ini berbagi cerita tentang karakter Mirah, proses pendalaman peran, hingga makna film yang menurutnya penuh pesan tersirat.

Yuk, simak wawancara eksklusifnya di bawah ini!

Mirah, sosok yang dihantui depresi dan misteri kesialan

Berbicara tentang karakteristik perannya di dalam film Perempuan Pembawa Sial, Raihaanun menggambarkan Mirah sebagai sosok yang terus-menerus dihantui kesialan. Tekanan itu membuat hidupnya terasa muram, bahkan menyerupai depresi.

"Sebenarnya kalau ditarik (kesimpulannya), mungkin dia lebih ke depresi, kayak kenapa hal ini (kesialan) terjadi berulang kali di hidupnya," ujar Haanun, begitu ia biasa disapa.

Kesialan tersebut, menurutnya, menjadi beban utama yang harus diungkap sepanjang cerita.

"Sampai hal tersebut menjadi sebuah misteri yang harus diungkapkan. Akhirnya, seiring berjalannya cerita film ini nantinya akan terbongkar kenapa (bisa terjadi) demikian," tuturnya.

Proses menghidupkan karakter Mirah

https://www.instagram.com/p/C1Eh1hPyP-9/?img_index=1

Untuk menghidupkan karakter Mirah, Raihaanun melalui serangkaian proses reading intensif hingga pendalaman peran bersama tim. Ia juga mendapat pendampingan dari aktor sekaligus pelatih akting, Rukman Rosadi, yang membantunya menemukan bentuk karakter.

"Ada proses reading, dan ada juga Mas Rukman Rosadi sebagai acting coach-nya di sini, jadi kita menemukan bentuk ketika Mirah dengan Laweyan itu adalah satu kesatuan sebenarnya," ungkapnya.

Tak hanya olah rasa, proses ini juga melibatkan eksplorasi koreografi. Gerak tubuh Mirah dibuat menyatu dengan kutukan Laweyan yang mengeksekusi korban.

"Jadi, dicari bentuknya gimana ketika Laweyan ini mengeksekusi korban-korbannya itu disatukan dengan Mirah, koreonya seperti apa. Kayak gitu, sih, (latihan olah tubuhnya) lebih kepada itu. Kalau olah rasanya, lebih ke bagaimana caranya menyatukan antara karakter Mirah dan Laweyan ini," tambahnya.

Diskusi intens dengan sutradara untuk membentuk karakternya

Saat proses script reading dari Perempuan Pembawa Sial, Raihaanun mengaku bahwa skrip yang ia terima sudah memiliki visualisasi tersendiri. Dari situlah, kemudian muncul diskusi intens dengan sang sutradara, Fajar Nugros.

"Pastinya dikasih skrip itu, kan, punya visualnya sendiri, mau ngebentuk eksekusi karakternya seperti apa. Jadi, ketika Mas Nugros ini menginginkan yang berbeda dari Mirah, itu membuat saya sebagai aktor harus diskusi (lebih lanjut) juga. Mau dibentuknya seperti apa, jangan sampai jauh dari karakternya (Mirah)," jelasnya.

Perempuan yang memiliki nama lengkap Siti Hafar Raihaanun Nabilla ini juga membeberkan bahwa proses finalisasi karakter, termasuk koreografi yang menyatukan antara Mirah dengan Laweyan, dilakukan langsung saat hari-H syuting.

"Jadi, ketika proses di mana ngebentuk karakter Mirah dan Laweyan ini menjadi satu dan harus membentuk koreografinya, itu benar-benar (dieksekusi) di hari-H-nya," ucapnya.

Percaya akan hal mistis, tetapi baru tahu soal Bahu Laweyan

Menjawab pertanyaan tentang kepercayaannya terhadap mitos lokal di zaman sekarang, Raihaanun meyakini adanya hal-hal mistis. Namun, mitos Bahu Laweyan, yang menjadi inspirasi di balik Perempuan Pembawa Sial, justru baru ia ketahui ketika terlibat dalam film ini.

"Sebenarnya, sesuatu hal yang mistis itu ada, ya, (eksistensinya). Cuma, tentang Bahu Laweyan dan segala macamnya saya juga baru tahu di film ini. (Kalau ditanya) Percaya, sih, percaya," kata perempuan keturunan Minangkabau itu.

"Dendam" jadi kata kunci film 'Perempuan Pembawa Sial'

Ketika diminta mendeskripsikan film Perempuan Pembawa Sial hanya dengan satu kata, Raihaanun memilih "dendam". Menurutnya, Mirah bukan sekadar perempuan yang sial, melainkan korban dari cap negatif yang dilekatkan orang lain.

"'Perempuan Pembawa Sial' itu sebenarnya nggak sial. Sebenarnya dia itu sial, tapi karena dibikin (label negatif oleh) orang. Jadi mungkin yang bisa dideskripsikan dengan satu kata itu ‘dendam’," tegasnya.

Ia menambahkan bahwa film ini berbicara tentang dendam yang lahir dari hal-hal tak terlihat.

"(Alasannya) Karena film ini tentang dendam itu sendiri. Ternyata, apa yang kita nggak tahu, (lalu) kita tebar benihnya, orang (bisa dengan bebas) menangkapnya seperti apa, (dan bahkan) orang terdekat pun juga bisa jadi backstabber," ungkapnya.

Nah, seperti apa sebenarnya wujud dendam yang dimaksud Raihaanun dalam film ini? Rasa penasaran itu hanya bisa terjawab dengan menyaksikan langsung aksi Mirah di layar lebar.

Jangan lewatkan Perempuan Pembawa Sial, yang akan tayang serentak di bioskop mulai 18 September 2025!

Trailer dan Poster Resmi "Perempuan Pembawa Sial" Dirilis, Angkat Mitos Lokal Bahu Laweyan 7 Film Horor Mitologi 2025, Ada Perempuan Pembawa Sial! Mitos Bahu Laweyan, Cerita di Film Perempuan Pembawa Sial

Posting Komentar