7 Tanda Kucing Bisa Terkena Demensia yang Perlu Dipahami agar Perawatan Tepat di Usia Lanjut

JagoanBlog.com– Banyak kucing lanjut usia mengalami penurunan fungsi otak yang mempengaruhi perilaku sehari-hari. Mengetahui tanda awal sangat penting agar hewan kesayangan tetap nyaman dan sehat lebih lama.
Sindrom disfungsi kognitif kucing atau demensia kucing adalah kondisi penurunan kemampuan otak akibat penuaan. Gejalanya terlihat melalui perubahan perilaku yang tidak bisa dijelaskan oleh penyakit lain.
Topik ini penting karena demensia kucing bisa muncul sejak usia 7 tahun dan meningkat drastis setelah usia 15 tahun. Semakin cepat terdeteksi, semakin baik penyesuaian lingkungan dan perawatan dapat dilakukan.
Berikut 7 tanda kucing bisa terkena demensia yang perlu dipahami agar perawatan tepat di usia lanjut dilansir dari laman Science Alert, Sabtu (6/9):
1. Vokalisasi Tidak Biasa
Kucing yang terkena demensia sering mengeong lebih keras terutama di malam hari. Suara berlebihan dapat muncul tanpa alasan jelas atau pada situasi baru.
Kondisi ini terkait perubahan fungsi otak dan rasa bingung. Pemilik sering mengira hanya sekadar manja, padahal bisa menjadi gejala awal.
Berikan pencahayaan lembut di malam hari untuk membantu rasa aman. Gunakan mainan atau aktivitas siang hari agar energi kucing tersalurkan dengan baik.
2. Interaksi Berubah
Kucing dapat menjadi lebih clingy atau justru menjauh dari orang sekitarnya. Mereka terlihat mudah tersinggung atau tidak mengenali orang yang sudah dikenal.
Kondisi ini dapat mengganggu ikatan emosional dengan pemilik. Perubahan ini sering terjadi seiring penurunan daya ingat.
Sediakan waktu khusus untuk interaksi lembut setiap hari. Hindari suara keras agar kucing tetap merasa nyaman.
3. Pola Tidur Berubah
Banyak kucing dengan demensia terjaga di malam hari dan tidur lebih lama di siang hari. Pergeseran ritme biologis ini mirip gejala insomnia pada manusia lanjut usia.
Mereka dapat terlihat gelisah atau mondar-mandir pada jam tidur. Situasi ini kadang membuat rumah menjadi lebih berisik pada malam hari.
Cobalah bermain interaktif sore hari untuk menurunkan energi. Sediakan tempat tidur hangat dan sunyi agar kualitas istirahat lebih baik.
4. Buang Air Tidak Teratur
Mengotori rumah dengan buang air di luar kotak pasir bisa menjadi tanda demensia. Kondisi ini sering disalah artikan sebagai masalah perilaku biasa.
Penurunan fungsi otak membuat kucing lupa lokasi kotak pasir. Hal ini dapat menimbulkan stres bagi pemilik dan kucing.
Letakkan kotak pasir di beberapa area rumah. Pilih kotak dengan sisi rendah agar mudah dijangkau kucing tua.
5. Disorientasi di Rumah
Kucing sering terlihat bingung, menatap kosong ke dinding, atau terjebak di balik perabot. Mereka bisa salah masuk pintu atau kehilangan arah.
Gejala ini sangat mirip dengan kebingungan pada manusia dengan demensia. Kondisi ini dapat membuat kucing tampak cemas dan kurang percaya diri.
Hindari memindahkan perabot secara tiba-tiba. Pasang lampu malam di lorong untuk membantu orientasi.
6. Aktivitas Menurun Drastis
Kucing bisa kehilangan minat bermain atau bergerak lebih sedikit. Sebagian tidak lagi rajin membersihkan tubuhnya.
Ada juga yang justru tampak hiperaktif tanpa tujuan jelas. Semua perubahan ini berkaitan dengan fungsi otak yang menurun.
Dorong aktivitas ringan dengan mainan sederhana. Sediakan waktu perawatan rutin seperti menyikat bulu agar kucing tetap bersih.
7. Tampak Cemas Berlebihan
Rasa cemas muncul bahkan pada lingkungan yang biasanya aman. Kucing lebih sering bersembunyi di kolong tempat tidur atau lemari.
Mereka mudah terkejut oleh suara yang familiar. Kondisi ini menunjukkan sistem saraf tidak bekerja optimal.
Pastikan ada ruang aman untuk bersembunyi. Gunakan aroma menenangkan seperti pheromone diffuser agar lebih rileks.
Demensia kucing tidak dapat disembuhkan, tetapi tanda awal dapat dikelola agar hidup kucing lebih nyaman. Pemantauan rutin serta konsultasi dengan dokter hewan akan sangat membantu menjaga kesehatan kucing tua.
Posting Komentar