Tips dari Financial Planner untuk Lunasin Utang Rp 20 Juta dengan Gaji Rp 3 Juta per Bulan

JagoanBlog.com - Bagi sebagian orang, berutang sering kali menjadi pilihan terakhir untuk bisa tetap bertahan.
Tidak semua kebutuhan hidup bisa ditunda, terlebih ketika menyangkut biaya sekolah anak atau pengobatan darurat.
Dalam kondisi mendesak, meminjam uang dalam jumlah besar, misalnya Rp 20 juta, kerap dianggap jalan keluar yang paling cepat.
Namun, persoalan tidak berhenti pada seberapa besar pinjaman yang diambil, melainkan bagaimana cara membayarnya kembali.
Dengan pendapatan Rp 3 juta per bulan, beban cicilan tentu menjadi tantangan besar yang bisa mengganggu kebutuhan dasar rumah tangga.
Situasi ini membuat kebanyakan orang terjebak dalam dilema antara mencukupi kebutuhan hari ini dan menjaga kestabilan finansial di masa depan.
Lalu, bagaimana tips untuk melunasi utang Rp 20 juta dengan gaji Rp 3 juta per bulan?
Tips lunasi utang Rp 20 juta
Perencana keuangan dari Advisors Alliance Group, Andy Nugroho mengatakan, tips utama sebelum melunasi utang Rp 20 juta adalah dengan memprioritaskan terlebih dulu kebutuhan yang bersifat wajib dan penting.
Misalnya, cicilan utang, uang sekolah anak, beli token listrik, bayar air PDAM, dan uang untuk makan sehari-hari.
"Saat akan melunasi utang Rp 20 juta penting juga untuk merelakan pos pengeluaran yang bersifat kesenangan kita, tidak terlalu urgent dan penting, serta cenderung bersifat keinginan daripada kebutuhan," ujar Andy saat dihubungiJagoanBlog.com, Senin (25/8/2025).
Andy menyontohkan, beberapa pos pengeluaran yang bersifat kesenangan, seperti pengeluaran-pengeluaran yang menyangkut gaya hidup serta hobi.
Sementara itu, Financial Planner dari Finansia Consulting, Eko Endarto juga sepakat dengan melunasi cicilan atau utang merupakan prioritas.
Hal ini menimbang konsekuensi utang cukup berat.
"Pastinya pembayaran cicilan utang harus jadi prioritas karena konsekuensi utang cukup berat," ujar Eko saat dihubungi secara terpisah oleh JagoanBlog.com, Senin (25/8/2025).
Selain itu, Eko mengingatkan soal tambahan denda dan bunga yang bisa makin bertambah jika utang tidak kunjung dilunasi.
"Bunga makin bertambah itu sudah menjadi salah satu risiko jika enggak bayar utang, belum lagi rusaknya debt scoring seseorang," lanjut dia.
Cicil nominal besar atau kecil?
Menurut Eko, mencicil utang dengan nominal kecil atau besar sekaligus bergantung pada pendapatan yang dimiliki oleh pengutang.
Ia mengungkapkan, idealnya cicilan utang seseorang tidak boleh lebih besar dari 30 persen penghasilan.
"Sebenarnya aturannya jelas, cicilan utang enggak boleh lebih besar dari 30 persen penghasilan," kata Eko.
Jadi, jika penghasilan pengutang itu sebesar Rp 3 juta per bulan, maka maksimal besar cicilan yang ideal adalah 30 persen dari Rp 3 juta, yakni Rp 1 juta per bulannya.
Sehingga, apabila memiliki pinjaman atau utang sebesar Rp 20 juta, dengan saran cicilan Rp 1 juta per bulan, maka utang tersebut akan lunas selama 20 bulan.
"Bila dimungkinkan bisa membayar lebih pasti bagus sekali. Tapi tidak boleh mengganggu prioritas lainnya, seperti kebutuhan makan sehari-hari," lanjut dia.
Di sisi lain, Andy mengatakan, setelah menentukan pos prioritas, langkah selanjutnya adalah memilih cara melunasi utang, baik dengan nominal besar atau kecil.
Pilihan ini bergantung pada kesepakatan, kemampuan finansial seseorang, dan kebutuhannya.
"Jika kesepakatannya dibayar per bulan dengan nominal tertentu, ikuti saja skema yang ada. Tidak ada aturan yang menyebutkan pembayaran lebih besar akan membuat total lebih kecil," kata Andy.
"Artinya, jumlah cicilan per bulan tetap sama. Skema ini berlaku sesuai perjanjian awal," lanjut dia.
Tetapi, jika tidak ada kesepakatan dan skema apapun, orang yang punya utang memiliki dua pilihan, yakni:
- Membayar nominal besar sekaligus agar cepat lunas, atau
- Mencicil dengan nominal lebih kecil namun konsisten.
Andy mengatakan, masing-masing pilihan ini memiliki kelebihan dan kekurangan.
"Untuk skema membayar nominal besar agar cepat lunas, perlu diperhatikan pula kondisi setelah dilakukan pembayaran dengan nominal besar," kata Andy.
Kondisi yang dimaksud adalah jangan sampai setelah membayar cicilan dengan nominal besar, lalu ada kebutuhan-kebutuhan lain yang tidak dapat tercukupi karena uangnya sudah habis untuk membayar utang.
Kekurangan lain dari skema ini muncul ketika cicilan tidak mengandung bunga.
Sebab, membayar lebih cepat tidak memberi keuntungan tambahan karena total pembayarannya tetap sama.
Akibatnya, kebutuhan lain justru harus dikorbankan demi melunasi utang dengan nominal lebih besar.
Sementara itu, untuk pilihan kedua adalah mencicil dengan nominal kecil.
Andy menyampaikan, kelebihan dari mencicil utang Rp 20 juta dengan nominal kecil membuat kita masih lumayan leluasa untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita lainnya.
Ini juga bisa menyelamatkan kita, terlebih jika penghasilan kita terbatas.
Meski begitu, mencicil utang Rp 20 juta dengan nominal kecil pun memiliki kekurangan.
"Kekurangannya adalah apalagi bila ternyata ada unsur bunga dlam cicilan utang kita, maka semakin lama kita mencicilnya, maka total pembayaran akan semakin besar," kata Andy.
Oleh karena itu, penting untuk memilih dari kedua opsi pelunasan utang Rp 20 juta mana yang sekiranya cocok dengan kondisi kebutuhan pengutang.
Posting Komentar