ZMedia Purwodadi

Perlombaan Jet Tempur Generasi Keenam Dimulai,Foto dan Video J-50 China Bocor

Table of Contents

JagoanBlog.com Video uji coba terbang J-50, pesawat tempur siluman generasi keenam yang sedang dikembangkan China, telah dirilis ke publik, demikian dilaporkan The Chosun Daily.

Menurut media China Zhonghua Wang pada 28 September 2025, sebuah video beredar di media sosial menunjukkan pesawat tempur J-50 dari Shenyang Aircraft Corporation (SAC) melakukan uji terbang rendah di atas sebuah kompleks apartemen.

Analisis detail video tersebut mengungkapkan bahwa J-50 tanpa ekor menciptakan jejak uap putih pada badan pesawat dan ujung sayapnya saat dengan cepat menembus awan.

Zhonghua Wang mencatat, “Gelombang kejut pada permukaan sayap dengan jelas menunjukkan desain aerodinamis yang canggih.”

“Ini menunjukkan bahwa pesawat sedang diuji kemampuan adaptasinya di lingkungan yang kompleks, sekaligus mencerminkan keyakinan SAC terhadap kematangan teknologinya,” tambah media tersebut.

Media itu juga menyoroti tidak adanya tabung pitot, yakni perangkat yang biasanya dipasang di hidung pesawat untuk mengukur kecepatan udara dengan mendeteksi tekanan dinamis.

Hilangnya tabung pitot disebut sebagai fitur utama yang terkonfirmasi dalam video tersebut.

Padahal, tabung pitot sangat penting pada tahap awal uji terbang.

Zhonghua Wang menjelaskan bahwa ketiadaan tabung pitot menunjukkan sensor J-50 telah berkembang pesat sehingga peralatan eksternal tidak lagi diperlukan.

“Ini juga menyiratkan bahwa para insinyur telah berhasil mengamankan parameter penerbangan di berbagai kecepatan dan ketinggian.”

Sebagai perbandingan, J-20—pesawat tempur siluman terbaru China—membutuhkan waktu sekitar tiga tahun untuk menghilangkan tabung pitot.

Foto-Foto J-50 Bocor

Bersamaan dengan beredarnya video uji terbang J-50, media militer Amerika Serikat, The War Zone melaporkan bahwa foto-foto J-50 juga bocor di media sosial.

Dua foto J-50, yang tampaknya diambil saat pesawat sedang meluncur, menyoroti desainnya yang ramping, kanopi yang tipis, serta konfigurasi mesin ganda.

The War Zone menyatakan bahwa foto-foto tersebut mengonfirmasi J-50 sebagai pesawat berkursi tunggal.

Pesawat ini juga dilengkapi mesin dengan vektor dorong, nozel datar, serta permukaan kendali ujung sayap yang dapat berputar, mirip dengan F-22 Raptor milik AS.

Sebelumnya, hanya gambar bagian bawah atau siluet J-50 yang pernah dirilis.

Kebocoran ini menandai pertama kalinya tampilan samping pesawat terlihat secara detail.

The War Zone mencatat bahwa meskipun gambar-gambar tersebut berpotensi dimanipulasi, kesesuaiannya dengan foto-foto blur sebelumnya membuatnya cukup kredibel.

Meski otoritas China belum secara resmi mengonfirmasi foto-foto itu, sejauh ini tidak ada bukti konkret yang menunjukkan bahwa gambar tersebut hasil rekayasa.

Sejak kemunculan publik pertamanya pada 26 Desember tahun lalu, J-50 terus menjalani rangkaian uji terbang.

Sebagai pesawat tempur generasi berikutnya yang belum diumumkan resmi oleh otoritas China, spesifikasinya masih dirahasiakan.

Pada April lalu, gambar dan video detail J-50 dibagikan di media sosial, menampilkan kanopi kokpit untuk pertama kalinya.

Uji terbang terbaru menunjukkan pesawat itu mampu terbang dengan kecepatan yang lebih tinggi.

Persaingan Jet Tempur Generasi Keenam

AS dan China kini bersaing dalam pengembangan pesawat tempur generasi keenam.

Pada Maret lalu, Presiden Donald Trump mengumumkan bahwa pesawat tempur generasi berikutnya milik Angkatan Udara AS akan diberi nama F-47.

Boeing terpilih sebagai kontraktor utama.

F-47 diperkirakan mulai beroperasi pada pertengahan 2030-an.

Namun, Kepala Staf Angkatan Udara AS, Jenderal David Allvin, menyatakan dalam sebuah laporan bahwa F-47 ditargetkan siap menjalani penerbangan perdana hanya dalam dua tahun, tepatnya pada 2028.

Menurut Defense Express, Allvin menekankan perlunya langkah cepat, dan Boeing harus siap mencapai tonggak tersebut, terutama dalam kurun dua setengah tahun sejak penandatanganan kontrak.

Allvin juga mencatat bahwa hanya beberapa bulan setelah menerima kontrak, Boeing sudah memulai produksi pesawat uji pertama.

Menurut analisis Defense Express, target penerbangan perdana F-47 dalam waktu dua tahun tergolong sangat ambisius.

Jika mengambil Februari–Maret 2028 sebagai patokan, itu sebenarnya berarti hampir tiga tahun setelah pengumuman kontrak resmi pada 21 Maret 2025.

Waktu tersebut jelas tidak dipilih secara acak, karena bertepatan dengan berakhirnya masa jabatan kedua Donald Trump.

Keberhasilan Boeing masih menjadi tanda tanya, terutama mengingat proyek ini sarat muatan politis dan simbolis.

Misalnya, penamaan F-47 dianggap sengaja dipilih karena sesuai dengan fakta bahwa Trump saat ini menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat ke-47.

Meski begitu, tenggat waktu tersebut tetap menarik untuk dibandingkan dengan dua proyek besar generasi sebelumnya, yakni F-22 Raptor dan F-35 Lightning II.

Dalam program berskala besar seperti ini, sulit merangkum seluruh proses hanya dalam satu rangkaian tanggal.

Proyek-proyek semacam ini kerap berlarut-larut, saling tumpang tindih, serta memiliki sejarah yang membentang hingga puluhan tahun.

Penjelasan Generasi-Generasi dalam Jet Tempur

Mengutip interestingengineering.com, jet tempur umumnya dikelompokkan ke dalam "generasi" berdasarkan teknologi yang mereka bawa ke medan perang. 

Misalnya, generasi pertama memperkenalkan mesin jet dasar setelah Perang Dunia II, contohnya pesawat F-86 Sabre dan MiG-15.

Generasi kedua menambahkan radar dan rudal pencari panas awal. F-104 Starfighter berasal dari era ini.

Pada generasi ketiga, pesawat menjadi lebih serbaguna dan dapat menangani berbagai misi. 

Mereka juga mulai menggunakan mesin yang lebih baik yang disebut turbofan.

Kemudian datanglah generasi keempat, dengan jet seperti F-16 dan Su-27. 

Jet-jet ini membawa kontrol penerbangan digital, material yang lebih baik, dan avionik yang lebih canggih.

Generasi kelima, yang mencakup F-35 Lightning II dan J-20 Mighty Dragon milik China, memperkenalkan teknologi siluman. 

Jet-jet ini sulit dideteksi oleh radar atau sensor panas.

Mereka juga memiliki radar dan perangkat lunak canggih yang membantu pilot memahami medan perang secara langsung. 

Namun kini, dunia perlahan bergerak menuju generasi keenam.

Tidak seperti pesawat tempur lama yang berfokus pada kecepatan dan kelincahan, jet generasi keenam berfokus pada bertahan hidup dan menang dalam pertempuran yang berbeda. 

Jet-jet ini akan lebih sulit dideteksi, dapat terbang lebih jauh, dan dapat mengendalikan serta bekerja sama dengan drone dalam pertempuran.

(JagoanBlog.com, Tiara Shelavie)

Posting Komentar